Selasa, 10 Maret 2015

Tia Nurjannah Dalam Sudut Pandang Seorang Kakak Lelaki II : Pasti Bisa!!!

Dia sangat periang, akrab dengan siapa saja. Tentu menjadikannya memiliki pangalaman sosial yang baik. Selayang pandang mata seorang kakak, dia sangat dekat dengan teman sebayanya baik teman sepermainan ataupun teman sekolahnya. Banyak harapan yang dipertaruhkan orang-orang terhadap dia. Dan mungkin, sebagai seorang kakak pun memiliki harapan untuk dia agar bisa menjadi lebih baik, lebih hebat dibanding semua kakaknya. Dan saya berharap begitu. Selalu begitu.

Mengawali hari selalu oleh pagi yang ceria. Pagi saat terbangun tampak dia tidak berada di rumah. Ya, dia sedang mengikuti LT Pramuka tingkat Gugus Depan/Sekolah. Rasanya dia menghilang sudah 2 hari. Kesibukan kadang membuat seorang kakak melupakan adik di sekitarnya. Dia sedang bersenang-senang bersama semua temannya.

Seperti biasa, bila rumah tampak gaduh/ramai pasti dia sudah pulang. Memang "Si Bawel" itu selalu berisik. Baru sampai rumah belum juga ganti pakaian atau beres-beres dia sudah bercerita dengan antusias apa yang dia alami di kegiatannya itu. Sesuatu yang berisik untuk didengarkan, tapi dia sangat bahagia dan terlihat berseri-seri saat bercerita.  Wajahnya masih terlihat dekil, tampak perubahaan warna kulit yang semakin menggelap. Pengalaman yang dia dapatkan sebanding dengan perubahan kulit coklatnya itu. Paras aslinya tentu memiliki kulit kuning langsat dengan ciri khas rambut lurus pendek yang pirang. Sangat berbeda dengan kakak lelakinya itu. Dia selalu berceloteh bahwa saya itu mirip kambing karena rambut saya memang bergelombang alias agak keriting. Celotehan dan bercandanya dia saaat baru pulang tentu mendapat balasan yang "kejam" juga dari kakaknya itu. De Tia memang sangat senang bercerita, dan saling mengejek dengan saya satu sama lain.

Suatu waktu dia mendapat kepercayaan untuk menjadi Calon Ketua OSIS di Sekolahnya, jelas dia pasti bertanya tentang visi, misi, tujuan serta program kepada orang yang memang lebih cerdas dari siapa pun. Sudah pasti saya orangnya. Dia dengan manja merengek untuk mendapatkan semua yang dia mau, meski akhirnya saya memberi tahu dia tapi tentu tidak dengan gratisan. Apa yang saya minta sebagai "harga mati" tentu bukan uang. Saya hanya minta dia berkomitmen dengan "wadah" yang dia jalani. tirulah kakaknya itu. Setiap waktu dia menghafal semua kata-kata dalam visi, dan misinya sebagai calon ketua OSIS. Dia memang terlihat lebih susah dibanding saya ketika seusianya dahulu. Saya selalu "keras" dalam memberi wejangan terhadap dia, dan dengan penuh rasa syukur dia menuruti apa yang saya katakan. Saya tidak berharap dia menang, karena saya lebih berharap dia memiliki komitmen dan loyalitas sehingga mendapat kepercayaan dari pihak manapun. Dan akhirnya Pemilihan Ketua OSIS pun tiba. Saya diberi tahu hasilnya oleh adik kesayangan itu saat dia tiba di rumah. Dia tidak terlihat sedih atau kecewa, tapi yang saya lihat dia sangat semangat menatap jabatannya sebagai Wakil Ketua OSIS. Yaa, dia kalah dalam Pemilihan Ketua OSIS tersebut. Alhamdulillah

Satu periode telah dia jalani, dia tampak berubah lebih baik. Memiliki pengetahuan lebih banyak lagi, semakin pintar dalam menatap masalah sosial yang hadir dalam organisasi yang dia ikuti. Saya tahu dia pasti bisa. Terkadang curhat atau curcol selalu menyelinap di sepanjang waktu yang bergulir dalam perjalanan karir organisasinya.

Keberhasilan yang dia gapai tidak dapat dimengerti oleh siapa pun terkecuali saya, dan teman karibnya. Tidak ada ucapan yang sesuai dan lebih indah untuk bisa dideskripsikan ke dalam tulisan ini.
Luar biasa, sangat bangga menjadi seorang "Penasehat" dari seorang anak gadis belia yang bernama Tia Nurjannah. Dia selalu melampaui batasan dari kemampuan yang dia miliki, sama halnya seperti Si Bengal Kakaknya. Sangat persis dalam "memaksakan" kehendak untuk bisa berdiri di luar batas kemampuannya.
Cinta yang saya miliki untuk dia memang tidak terlihat oleh tindakan kasih sayang, tapi yang saya tahu saya memberikan cinta dengan penuh perhatian dan perlindungan serta tindakan tegas. Agar dia mengerti.
Yaa, dia memang bisa berjalan sendiri. Dia luar biasa.

I love you so much, my sister

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masam

Banyak hal terucap meski masih banyak tanya Ibarat kata bermakna yang kosong Terjadi banyak persinggahan dalam berfikir Berucap menjadi kelu...